Mari kita mulai dengan mengatakan apa yang bukan menyebabkan kita
bermimpi. Mimpi-mimpi kita tidak berasal dari “dunia lain”. Mimpi-mimpi
itu bukanlah pesan-pesan dari suatu sumber di luar diri kita.
Mimpi-mimpi itu bukanlah penglihatan tentang masa depan, bukan pula
ramalan.
Semua mimpi kita ada hubungannya dengan emosi-emosi,
ketakutan-ketakutan, kerinduan-kerinduan, kebutuhan-kebutuhan dan
kenangan-kenangan kita. Tetapi suatu yang ada di “luar” dapat
mempengaruhi apa yang kita impikan. Jika seseorang merasa lapar, atau
lelah, atau dingin, mimpi-mimpinya dapat mencakup perasaan ini. Jika
selimut kamu terjatuh dari tempat tidur, mungkin kamu akan bermimpi
sedang berada di dalam gumpalan es. Bahan impian yang kamu alami nanti
malam kemungkinan berasal dari pengalaman-pengalaman yang akan kamu
alami hari ini.
Jadi “isi” mimpi kamu berasal dari sesuatu yang mempengaruhi kamu
sementara kamu sedang tidur (kamu merasa kedinginan, suara gaduh,
perasaan tidak nyaman, dan sebagainya) dan mimpi itu juga dapat
menggunakan pengalaman-pengalaman lampau kamu dan dorongan-dorongan dan
minat-minat yang kamu miliki sekarang. Inilah sebabnya mengapa
anak-anak yang masih sangat kecil mungkin bermimpi tentang tukang sihir
dan peri, anak-anak yang lebih besar bermimpi tentang ujian-ujian di
sekolah, orang-orang yang lapar bermimpi tentang makanan,
prajurit-prajurit yang rindu kampung halaman bermimpi tentang keluarga
mereka, dan para narapidana bermimpi tentang kebebasan.
Untuk menunjukkan kepada kamu bagaimana sesuatu terjadi sementara
kamu tidur dan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhan kamu
semuanya dapat bergabung dalam mimpi, ini ada cerita eksperimen.
Seseorang tidur dan punggung tangannya digosokkan dengan sepotong kapas
pembalut. Ia bermimpi bahwa ia berada di sebuah rumah sakit dan
kekasihnya menjenguknya, dan duduk di atas tempat tidur dan mengusap
tangannya!
Ada orang-orang yang dijuluki ahli psikoanalisis yang telah
melakukan studi khusus tentang mengapa kita bermimpi dan apa arti mimpi
itu. Penafsiran mereka tentang mimpi-mimpi tidak diterima oleh semua
orang, tetapi penafsiran itu menawarkan suatu pendekatan yang menarik
untuk masalah itu. Mereka berpendapat bahwa mimpi-mimpi adalah
ungkapan-ungkapan dari keinginan-keinginan yang tidak terpenuhi,
hasrat-hasrat yang gagal. Dengan perkataan lain, mimpi adalah suatu
cara untuk memenuhi keinginan kamu.
Selama tidur, menurut teori ini, kekangan-kekangan dalam diri kita
juga tidur. Kita dapat mengungkapan atau merasakan apa yang sebenarnya
kita inginkan. Jadi, kita melakukannya dalam mimpi dan dengan demikian
memberikan jalan keluar untuk keinginan-keinginan kita, dan
keinginan-keinginan itu dapat saja merupakan keinginan-keinginan yang
bahkan tidak kita ketahui.
Sumber : http://trackmajumundur.wordpress.com/2010/07/23/kenapa-kita-bisa-bermimpi/
Sabtu, 21 Agustus 2010
Kenapa Kita Bisa Bermimpi
20.32
Maju Mundur
1 komentar:
benar gan :D
Posting Komentar