Kapten penerbang selalu duduk di kiri dan First Officer duduk di kanan
Pada pesawat terbang, pilot/penerbang selalu duduk di sebelah kiri.
Banyak juga pesawat yang dilengkapi dengan dual control. Yaitu, ada dua
buah kendali di kursi kiri dan kanan, sehingga sebenarnya pesawat bisa
dikendalikan dari kiri ataupun kanan. Kalau begitu kenapa tidak bebas
saja bukan? Terserah penerbang mau terbang dari kiri atau pun kanan.
Sebaliknya, penerbang helikopter biasanya menerbangkan helikopternya
dari sisi sebelah kanan. Begitu pula dengan pesawat besar, kapten
penerbang selalu duduk di kiri dan First Officer duduk di kanan.
Sebenarnya tidak ada yang tahu pasti sejak kapan
tradisi ini di jalankan, tapi ada beberapa teori atau cerita yang
mungkin menyebabkan seorang penerbang pesawat “harus” duduk di kiri dan
penerbang helikopter duduk di kanan.
Tabrakan pesawat sipil pertama di dunia
Setelah perang dunia pertama, banyak sekali
pesawat dan penerbang yang menganggur. Karena itu negara-negara maju
yang banyak memiliki pesawat dan penerbang militer mencoba untuk
mengubah pesawat-pesawat angkut militernya menjadi pesawat sipil.
Di antara pesawat-pesawat yang dikonversi
tersebut adalah sebuah pesawat de Havilland DH 18A milik Departemen
Udara Inggris yang di operasikan oleh Daimler Hire Limited dan sebuah
Farman “Goliath” F60 milik sebuah perusahaan Perancis Compagnie des
Grands Express AĆ©riens.
Kedua pesawat itu menerbangkan rute Paris - Croydon di Inggris.
De Havilland DH18A:
4 hari setelah Daimler Hire Limited memulai
operasinya, pada tanggal 7 April 1922, pesawat De Havilland DH 18A
dengan registrasi G-EAWO menerbangkan surat pos, dari Croydon di daerah
London ke Le Bourget di Paris. Di dalam pesawat hanya ada penerbang
Letnan R.E. Duke dan asistennya Hesterman (bertugas seperti pramugara).
Sedangkan di hari yang sama, pesawat Farman F60
dengan no registrasi F-GEAD, memulai penerbangannya ke Croydon dan Le
Bourget Paris. Pesawat ini berisi penerbang M. Mire dan seorang mekanik
serta tiga orang penumpang, sepasang orang amerika Christopher Bruce
Yule dan Nyonya Yule yang baru saja menikah dan seorang Perancis
Monsieur Bouriez.
Farman Goliath:
Kedua pesawat itu terbang di ketinggian sekitar
500 kaki (150 meter) dari permukaan tanah, dalam keadaan gerimis dan
kabut. Pada masa itu penerbangan dilakukan dengan cara VFR (Visual
Flight Rules), di mana penerbang melihat keluar untuk navigasinya.
Dengan kinerja pesawat dan cuaca yang terjadi saat itu, penerbang harus
menerbangkan pesawatnya cukup rendah untuk bisa melihat daratan dan
rute yang diterbangkan.
Pada jarak sekitar 70 km di sebelah utara kota
Paris, kedua pesawat bertemu di titik yang sama, dan kedua penerbang
tidak mampu menghindar satu sama lain. Terjadilah tabrakan di udara
yang pertama di dunia yang melibatkan dua pesawat sipil.
Kedua pesawat tersebut bertabrakan karena
mengambil rute yang sama dan navigasinya bergantung pada tanda-tanda di
daratan (landmark), seperti menyusuri sungai, jalan, rel kereta,
pantai, dan bukit/gunung, dan juga bangunan sebagai sebagai check
point. Rute udara yang umum akan mengambil landmark yang sama.
Dua tahun kemudian ada sebuah NOTAM (Notice to
Airmen) yaitu pengumuman pada penerbang yang mengharuskan penerbang
untuk terbang di sebelah kanan sebuah rute sejauh 300 meter.
Jadi misalnya sebuah rute adalah mengikuti
sebuah rel kereta, maka rel keretanya harus berada di kiri sejauh 300
meter atau dengan kata lain pesawatnya harus diterbangkan 300 meter di
sebelah kanan rel kereta.
Begitu pula pesawat yang datang dari arah
berlawanan akan terbang 300 meter ke sisi kiri rel kereta. Dengan
peraturan ini, jika ada dua pesawat yang datang berlawanan arah, maka
akan terpisah sejauh 600 meter.
Port side untuk keluar-masuk penumpang ada di sebelah kiri
Port side untuk keluar-masuk penumpang ada di sebelah kiri
Untuk bisa melihat landmark ini dengan baik,
maka penerbang harus duduk di sisi kiri. Itulah sebabnya penerbang
pesawat komersial duduk di sisi sebelah kiri.
Ada beberapa teori lain yang beralasan tentang
posisi duduk ini, yaitu, arah rotasi baling-baling menyebabkan pesawat
punya tendensi untuk berbelok ke kiri, sehingga belok kiri akan lebih
mudah bagi penerbang. Karena itu juga mungkin standard pattern, atau
bentuk baku dari arah mendarat adalah ke kiri (Left hand traffic).
Pesawat yang bertemu berhadapan juga harus
berbelok ke kanan untuk menghindari tabrakan. Dengan berbelok ke kanan
ini, kedua penerbang yang duduk di kiri akan melihat pesawat lain
dengan lebih jelas.
Helikopter
Bagaimana dengan helikopter? Penerbang helikopter biasanya terbang dari sebelah kanan. Cerita yang paling terkenal adalah tentang Sikorsky, salah seorang pembuat helikopter pertama di dunia yang dibuat secara komersial.
Setelah membuat dan menerbangkan helikopternya, Sikorsky melatih instruktur pabrik untuk menerbangkan helikopter. Sikorsky akan duduk di kiri dan instruktur akan duduk di kanan. Setelah itu para instruktur ini juga akan melatih instruktur penerbang militer dengan cara instruktur pabrik duduk di kanan dan calon instruktur militer duduk di kiri.
Kemudian hal yang sama berulang, instruktur militer akan melatih penerbang militer dengan cara instrukturnya duduk di kiri dan penerbang militer akan duduk di kanan.
Karena itu semua penerbang militer yang menerbangkan helikopter Sikorsky akan duduk di kanan.
Sumber : http://jelajahunik.blogspot.com/2010/09/kenapa-pilot-selalu-duduk-disebelah.html
0 komentar:
Posting Komentar